Menjadi monster yang seharusnya kamu jadi
Vena Seperti Cacing Pita adalah permainan aksi premium yang menyelami pertanyaan menakutkan ini melalui mata Demian Zhao, seorang pembersih berusia 22 tahun yang berpegang pada keberadaan di kota tanpa jiwa Kingsfield Beach. Dengan hidup yang diambil maknanya, Demian ditawarkan pelarian: seorang dewa parasit yang menawarkan liberasi dengan mengorbankan kemanusiaan.
Vena Seperti Cacing Pita adalah novel visual yang memutar trauma emosional dan kerusakan psikologis menjadi pengalaman yang mengesankan. Ini tentang penghancuran diri, harapan putus asa, dan janji kebebasan yang menggoda. Dengan setiap pilihan yang berakar pada jiwa dalam Demian, permainan ini membalikkan kompas moral Anda sendiri melawan Anda.
Daging, ketakutan, dan kehendak bebas
Di inti, Veins Like Tapeworms adalah sebuah cerita horor yang berfokus pada karakter yang menyoroti pikiran Demian yang memburuk. Setiap keputusan terasa seperti retakan yang terbentuk dalam kewarasan mereka, dipandu oleh parasit yang menyamar sebagai keselamatan. Apa yang dimulai sebagai sekadar rasa jijik segera berkembang menjadi obsesi, dan saat Demian bergulat dengan cinta, kemarahan, dan ketidakberdayaan, pemain harus memutuskan seberapa jauh mereka bersedia membiarkan mereka jatuh.
Dari segi naratif, permainan novel visual psikologis ini menyajikan plot yang terlapis dengan rumit di seluruh delapan bab dan lebih dari 100.000 kata. Dalam permainan ini, kota Kingsfield Beach menjadi lebih dari sekadar latar belakang—ia adalah karakter tersendiri, membusuk dan menggoda. Setiap rute terasa berbeda dan responsif terhadap pengaruh pemain, membentuk kembali hubungan Demian dan monolog internal dengan cara yang mengganggu namun dapat dipercaya.
Dengan lebih dari 250 ilustrasi yang digambar tangan dan suara atmosfer yang beradaptasi dengan ritme cerita, dunia ini kaya akan ketegangan. Audio tidak pernah berlama-lama, dan dipadukan dengan ilustrasi, setiap adegan meneteskan ketakutan. Adegan bonus yang dapat dibuka setelah sebagian besar akhir menawarkan perspektif yang tidak nyaman tentang kekacauan yang telah Anda bantu lepaskan—atau hampir berhasil Anda kendalikan. Namun, sebagai novel visual, ia sebagian besar terdiri dari membaca dan membuat pilihan naratif.
Sebuah perjalanan yang indah dan berdarah
Veins Like Tapeworms bukanlah perjalanan yang mudah—ia menuntut investasi emosional dan ketidaknyamanan moral. Namun, bagi mereka yang bersedia menghadapi keindahan grotesk dari mengurai jiwa seseorang, permainan visual novel aksi ini memberikan pengalaman yang tak terlupakan dan mengguncang hati. Apakah Anda menyelamatkan Demian atau membiarkan mereka menjadi sesuatu yang mengerikan, cerita permainan ini akan menghantui Anda lama setelah kredit ditayangkan.